di sebuah kota lama
i/
masih kah kau mendekapnya? serpihan sesalan dari kaca kekecewaan
– yang pecah di hatimu
ribuan penyesalan, kau pungut dari lantai rumah yang riuh, rantak
dan selalu berdentum rintih. kemudian memajangnya pada pagar beranda
sekedar membuang perhatian kepada orang yang melintas. memberi abaaba,
menolongmu, melepaskan, dari ribuan cengkeram
dengan tikaman amarahku, bertaburan serpihan kaca kejantungmu
telah kuciptakan lara, di jiwa pengharapanmu
ii/
di pusaran kota lama
aku berdiri di pengasingan. dera serta segala empedu mesti kunikmati
aku berpacu, berpacu menebus utangutang rindu yang terbuang darimu
di sini
remahremah wajahmu
selalu merambah kepenjuru mimpiku
kendari, 3 sept. 2002
Tidak ada komentar:
Posting Komentar